Selasa, 13 Maret 2012

SOSOK Ir. H. M. ZULKARNAIN ARIEF, MSc.


JATUH CINTA PADA LAUT

H.M. Zulkarnain Arief  MS, seorang entrepreneur yang sukses merambah dunia bisnis sampai ketingkat nasional. sosok ini menyimpan segudang pengalaman kecil yang dinamis karena ia merintis kariernya dari bawah.
Lahir dimakassar, 6 November 1960, Zulkarnain tumbuh dari keluarga yang memiliki darah pejuang. Ayahnya, H. M. Yasin Arief adalah seorang tokoh yang terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini.
Sehingga dalam sosok ayahnyalah, Zulkarnain menemukan watak religius yang kuat. Ibunya dikenal sebagai sosok pejuang wanita yang cukup dikenal di Makassar, Hj. Soesila Ontong. Bagi Zulkarnain, Ibu merupakan panutan dalam menjalani hidup.
Anak keempat dari 13 bersaudara ini sejak kecil tumbuh dengan karakter yang sangat menyukai tantangan dan keinginan untuk hidup mandiri yang meledak – ledak.
Tahun 1967, Zulkarnain memulai pendidikannya di SD Negeri Lanto Daeng Pasewang Makassar. Jiwanya yang menyenangi kebebasan menjadikannya anak yang memiliki sifat tidak menyenangi aturan yang mengikat kebebasannya. Sejak kecil , ia jatuh hati pada laut. Jiwanya selalu saja terpanggil untuk selalu dekat dengan deburan ombak dan gelombang. Tidak mengherankan kalau masa kecilnya ia habiskan dilaut sambil menyalurkan kegemarannya memancing.
Saking cintanya dengan laut serta kegemaran memancing inilah menjadikan pendidikan sekolah Zulkarnain terbengkalai. Saat kelas 3 SD dan menginjak usia 10 tahun, Zulkarnain mulai jarang masuk sekolah. Hampir tiap hari ia menghabiskan waktunya memancing di laut.
Pagi – pagi betul ia keluar rumah dengan seragam sekolah yang rapi yang diengkapi dengan segala peralatan  sekolahnya, ia pun meminta izin kepada orang tuanya untuk kesekolah, tapi nyatanya jalannya berbelok kearah jalan menuju laut. Tas yang ia bawa bukannya berisi buku melainkan berisi alat pancing favoritnya.

LARI DARI RUMAH
Sementara temannya belajar serius di sekolah, ia malah asyik memancing dengan sesekali menghisap rokok dari bibirnya yang merupakan selingan menunggu pancingannya mendapat umpan. Pada saat itu ia tidak naik kelas.
Zulkarnain kemudian mengalami perasaan takut yang luar biasa. Ia tidak bisa membayangkan kemarahan  ayahnya bila mengetahui ternyata ia gagal dalam sekolah. Tanpa piker panjang lagi, Zulkarnain kecil mengambil keputusan untuk lari dari rumah. Bisa dibayangkan umurnya pada waktu itu masih 10 tahun tapi memiliki nyali untuk dari dari rumah tanpa arah dan tujuan.
Pada akhirnya, Zulkarnain terdampar di bulukumba kemudian ia berlayar keGalesong, sebuah daerah pesisir yang terletak di Kabupaten Takalar. Di daerah pesisir itulah, Zulkarnain kemudian bertemu dengan orang yang kemudian membantunya.
Ia kemudian diajak untuk ikut melaut dan menjadi nelayan. Zulkarnain yang memang menyukai laut, langsung saja menerima ajakan itu. Dengan usia yang masih belia, Zulkarnain sudah mulai ditempa oleh laut.
Namun ia kemudian belajar bagaimana mempertahankan hidup  dalam kondisi yang terbatas. Laut pulalah yang mengajarkannya keberanian sehingga tidak takut terhadap tantangan hidup. Sehingga ia kemudian tumbuih dengan sosok yang tangguh dalam menghadapi pelbagai perjuangan hidup.
Setelah satu setengah tahun meninggalkan rumah. Zulkarnain pun ditemukan oleh orang tuanya. Pertemuan tersebut sangatlah mengharukan. Singkat cerita, Zulkarnain kembali melanjutkan pendidikan dasarnya di Kabupaten Takalar.
Sampai pada tahun 1977 saat Zulkarnain duduk dibangku SMA, barulah ia merasakan nikmatnya dunia pendidikan sekolah meskipun tiap harinya harus menembpu perjalanan 2 kilometer ke sekolahnya.
Pada masa itu pula ia menjadi seorang siswa yang aktif dalam berbagai kegiatan dan keorganisasian. Bakat intelektual dan aktivisnya mulai bermekaran, bahkan pada sekolah menengah tersebut Zulkarnain terpilih sebagai ketua OSIS, organisasi yang memberikan jiwa kepemimpinan siswa.

JIWA BISNIS MULAI MUNCUL
Pada sisi lain jiwa bisnis telah terbentuk sejak ia meninggalkan rumah semakin menemukan wujudnya. Saat masih berstatus pelajar, enterpreneurnya telah mucul. Pada waktu itu , ia telah memiliki peternakan ayam ras dan bebek.
Tidak tanggung – tanggung, ketika itu, ia telah memiliki 1000 ekor ayam ras dipeternakan yang ia bangun. Pada saat itu pula ia telah memperoleh penghasilan tetap perbulan sebagai instruktur (pelatih) olah raga bela diri karate.
Uniknya yang dilatihnya pada saat itu adalah aparat kepolisian yang baru dinyatakan lulus. Dengan kata lain, pada masa sekolah menengah atas inilah Zulkarnain telah meletakkan pondasi kepemimpinannya baik sebagai entrepreneur maupun sebagai seorang organisatoris. Setelah menyelesaikan studinya, ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Muslim Indonesia. Sebenarnya ia sudah dinyatakan bebas tes pada Institut Pertanian Bogor ( IPB ), namun Zulkarnain tidak tertarik untuk masuk ke perguruan tinggi  tersebut.
Semua itu karena memang sejak kecil ia telah bercita – cita untuk jadi insinyur dan tertarik pada ilmu – ilmu yang berkaitan dengan tekhnik.
Dikampusnya itulah, jiwa enterpreneurnya semakin meluas. Ia mulai menangani proyek pembangunan kampus dan mendapat keuntungan 25 juta. Pada tahun 1982, ia sudah mengerjakan proyek pembangunan Sekolah Dasar Pattalasang.
Meski Zulkarnain telah merambah jauh dalam dunia bisnis konstruksi dan telah menuai hasilnya, namun ia tidak melupakan dunia pendidikan. Baginya pendidikan adalah hal yang utama.

MERAMBAH DUNIA BISNIS
Setelah Zulkarnain merasa bahwa usaha dibidang ini semakin berat. Terkadang Zulkarnain merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Apalagi masyarakat sudah terlanjur menilai bahwa dunia jasa konstruksi adalah dunia yang bergelimang uang.
Padahal, menurut Zulkarnain dunia usaha konstruksi itu adalah dunia yang sangat tidak pasti. Dunia yang diliputi oleh pasang surut dan lebih dekat dengan dunia ketidakpastian.
Inilah yang menyebabkan Zulkarnain secara perlahan mulai melirik ranah bisnis yang lain. Semua ini dilakukannya, bukan semata – mata untuk dirinya sendiri, namun juga untuk memberikan pelajaran kepada kalngan muda yang tertarik pada kalangan muda yang tertarik pada dunia entrepreneur untuk melihat bahwa ada demikian banyak potensi usaha yang bisa dilakukan dan juga bisa sukses disana.
“Jangan berfikiran hanya menjadi pemuda pekerja saja, melainkan berfikirlah untuk mempekerjakan orang lain,” kata Zulkarnain.
Bagi Zulkarnain, Sulawesi selatan adalah kawasan yang memiliki potensi yang demikian besar dalam peluang usaha. Namun, apabila tidak dikelola dengan baik oleh bangsa sendiri, tak aka nada faedahnya bagi kesejahteraan masyarakat.
Selain itu keberpihakan pemerintahterhadap produk – produk daerah menjadi demikian penting. Dengan begitu, Zulkarnain berharap banyak entrepreneur baru yang bermunculan. “ Dalam hal ini, daerah perlu untuk berbenah memperbaiki sistem yang ada,” Kata Zulkarnain.
Pandangan seperti inilah yang senantiasa diperjuangkan oleh Zulkarnain lewat organisasi Kadin yang dipimpinnya. Zulkarnain sadar betul kalau masa depan pelaku usaha bergantung pada sejauh mana pemerintah serta organisasi seperti kadin saling membantu dalam berusaha menyiasati tantangan dan kendala yang bakal menghadang dunia usaha kedepan.
Sehingga entrepreneur tidak lagi berusaha hanya untuk kepentingan dan keuntungannya sendiri. Tapi lebih dari itu, hendaknya mereka telah bermetamorfosa menjadi entrepreneur yang dipundaknya ada tanggungjawab besar untuk memajukan dan menciptakan dunia usaha di Sulawesi Selatan.

(Sumber: Harian Cakrawala, Senin, 12 Maret 2012)
Selanjutnya SOSOK Ir. H. M. ZULKARNAIN ARIEF, MSc.

Minggu, 11 Maret 2012

FLPP Kisruh, Sektor Perumahan Kena Getahnya

Kisruh mengenai Fasilitas Likuiditas Pembangunan Perumahan (FLPP) yang hingga kini tidak kunjung terselesaikan harus melibatkan semua pihak terkait agar benar-benar diperoleh solusi komprehensif dan sinergis.

"Kami menginginkan semua pihak dilibatkan agar ada titik temu," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Infrastruktur, Konstruksi, dan Properti, Zulkarnain Arief, dalam rapat dengar pendapat tentang FLPP dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Kamis (9/2/2012).

Menurut Zulkarnain, kekisruhan terkait penyaluran dana FLPP harus segera diselesaikan karena hal tersebut mengakibatkan terjadinya stagnansi dalam pembangunan sektor riil bidang perumahan. Hal itu karena banyaknya transaksi akad kredit batal dilakukan lantaran kekisruhan FLPP masih belum usai.

Ia memaparkan, terdapat hampir 30.000 unit rumah di seluruh Indonesia yang sebenarnya telah terbangun. Namun, hingga kini tidak terjadi transaksi.

Selain itu, lanjutnya, stagnansi itu juga diperkirakan mengakibatkan kerugian hingga sekitar Rp 2-3 triliun, antara lain karena para pengembang juga harus membayar beban biaya, baik untuk kredit konstruksi maupun upah para pekerja pembangun perumahan tersebut.

Senada Zulkarnain, Ketua Umum REI (Real Estate Indonesia), Setyo Maharso mengemukakan, sejak terjadinya penundaan pengucuran dana sepihak oleh Kementerian Perumahan Rakyat sejak bulan Januari 2012, hingga kini terdapat 21.000 unit rumah yang sudah jadi. Tetapi, rencana itu terpaksa ditunda akad kreditnya hingga terjadi kerugian sekitar Rp 1,2 - Rp 1,4 triliun.

Padahal, menurut Setyo, bila pengembang ditargetkan membangun hingga sebesar 230 ribu unit rumah bagi kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang menjadi sasaran FLPP, hal tersebut sebenarnya dapat menyerap tenaga kerja hingga sebesar 1,6 juta orang.

Ketua Umum DPP Apersi (Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia), Eddy Ganefo mengatakan, hitungan terakhir terdapat 23 ribu unit rumah yang sebenarnya siap untuk menjalani akad kredit tetapi terpaksa ditunda karena kekisruhan FLPP tersebut.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/09/12535820/FLPP.Kisruh.Sektor.Perumahan.Kena.Getahnya
Selanjutnya FLPP Kisruh, Sektor Perumahan Kena Getahnya

Jumat, 09 Maret 2012

Kadin Minta SBDK Turun ke 7,5%


Dengan dipangkasnya suku bunga acuan atau BI rate 25 basis poin (bps), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meminta perbankan merespon dengan turunnya Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).

Wakil Ketua Umum Bidang Infrastruktur, Konstruksi dan Properti Kadin Zulkarnain Arief  menjelaskan, dengan diturunkannya SBDK akan mendorong pengusaha kecil untuk bisa bersaing. "Kita minta penyesuaian secepatnya," ujarnya ketika ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (9/2/2012).

Lebih lanjut dia menjelaskan, jika BI rate diturunkan menjadi 5,75 persen, maka suku bunga kredit perbankan idealnya diturunkan hingga ke angka 7,5 persen. "Kita minta penyesuaian hingga 7,5 persen," tutur dia.

Menurutnya, dengan turunnya SBDK maka akan mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk dapat lebih berkompetisi karena mudah dan murahnya akses pendanaan.

"Pengusaha besar cepat  dalam memperoleh kredit, namun pengusaha kecil tidak, dengan begitu kita diajak berkomppetinsi dengan pengusaha besar akan tertinggal," pungkasnya.
Selanjutnya Kadin Minta SBDK Turun ke 7,5%

Jumat, 02 Maret 2012

Pascapanen, Kadin Tetap Tolak Beras Impor

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel Zulkarnain Arief konsisten menolak beras impor. penolakan tidak hanya saat panen raya, juga pascapanen, beras dari luar negeri tidak boleh dipasok ke Sulsel.

"Produksi beras kita kan surplus. Kalau konsumsi kita hanya 900 ribu ton per tahun sementara produksi gabah setara beras diperkirakan 2,8 juta tahun ini, berarti kita surplus 1,9 juta ton. Mau dikemanakan 1,9 juta ton ini kalau ada beras impor," jelas Zulkarnain menyikapi kebijakan perdagangan luar negeri pemerintah.

Dengan posisi surplus 1,9 juta ton, menurut Zulkarnain, Sulsel harus benar - benar bebas dari beras impor. "Provinsi lain yang minus dan tidak mendapatkan suplay dari daerah yang produksi berasnya surplus silahkan saja impor. Tetapi Sulsel sama sekali tidak boleh ada beras impor yang beredar," kata Zulkarnain.

Menurut Wakil Ketua Umum Kadin ini, Kebijaksanaan larangan impor "musiman" sangat tidak rasional. bahkan dia menyebut kebijaksanaan tersut mubazir, " Itu kebijakan mubazir sekaligus menunjukkan ketidak mampuan pemerintah membenahi infrastruktur sektor pertanian. Padahal lahan Persawahan kita sangat luas. Hanya kendala irigasi yang membuaat lahan itu tidak berproduksi optimal.

Sebelumnya pemerintah telah memutuskan untuk paket kebijakan perberasan yakni, larangan impor selama musim panen, dan menaikkan harga pokok pembelian (HPP) menjadi Rp. 6.600 per kilogram. "saya kira kenaikan itu harus dilakukan untuk memacu petani menggarap dan meningkatkan produktifitas mereka agar taraf hidup mereka juga lebih baik. Jangan jadi sapi perahan terus," katanya.
Selanjutnya Pascapanen, Kadin Tetap Tolak Beras Impor